PIALA DUNIA BELUM DIMULAI, SUPORTER SUDAH SALING BACOK

 Bola206-Kemeriahan Piala Dunia 2018 di Rusia memang dahsyat dampaknya, namun sayangnya meski belum dimulai sudah ada suporter yang kelewatan mendukung tim kesayangan mereka.

Parahnya, hal ini terjadi tidak di Rusia di mana Piala Dunia 2018 akan digelar. Juga bukan pertarungan antara suporter negara peserta yang berada di Rusia. Namun tragedi berdarah ini terjadi di Bangladesh! Jauh yak!Agen bola terpercaya

Euforia Piala Dunia di Bangladesh - jersey

Tarung Golok di Bangladesh

Piala Dunia membangkitkan gairah tinggi di Bangladesh, di mana para suporter negara dari Brasil dan Argentina yang bersenjatakan parang bentrok di jalan dan bendera kedua negara begitu banyak saat perkelahian terjadi.

Mereka tak peduli dengan hubungan sepakbola negaranya dengan tim nasional raksasa Amerika Selatan, dan dengan ketiadaan tim nasional mereka – yang berada di peringkat ke-194 dari 211 – demam Piala Dunia telah merebut hati para penggemar sepakbola di Bangladesh.Bandar Sabung Ayam (LIVE)

Pekan lalu di kota pusat Bandar, para pengikut saingan Lionel Messi dan Neymar bertarung dengan parang, mengakibatkan seorang pria dan putranya terluka kritis, kata polisi.

Sementara itu, seorang bocah 12 tahun meninggal setelah tersengat listrik saat menaruh bendera Brazil di tiang di pinggir jalan.

Bendera Argentina dan Brasil telah mendominasi kota-kota di negara berpenduduk 160 juta selama berminggu-minggu menjelang dimulainya Piala Dunia di Rusia pada hari Kamis ini.

Pendukung kedua tim mengusung bendera negara peserta Piala DUnia untuk menunjukkan kesetiaan mereka. Di kota Madarganj, aksi akrobat sepeda motor dipentaskan oleh ratusan pendukung saingan sambil mengibarkan bendera negara yang mereka dukung.Sabung Ayam Online

“Mereka mengadakan pertemuan untuk merencanakan kegilaan lebih lanjut. Anda dapat merasakan ketegangan dan kegembiraan di seluruh kota,” kata kepala polisi setempat Mohammad Rafique kepada AFP.

Euforia Piala Dunia di Bangladesh - bendera

Beberapa orang di Bangladesh ingin mengakhiri semangat Piala Dunia

Seorang pengacara mencoba untuk mendapatkan perintah pengadilan yang mencegah bendera negara-negara Piala Dunia digelar di pinggiran jalan. Barisal University di Bangladesh selatan telah melarang 7.000 mahasiswanya untuk mengibarkan bendera negara asing di kampus.

“Pemerintah harus benar-benar melarang mengibarkan bendera asing di seluruh Bangladesh,” kata kepala universitas S.M. Imamul Haq mengatakan pada AFP.

Bendera dukungan Piala Dunia tersebut adalah tanda wujud jelas dari peralihan kegemaran warga Bangladesh darik olahraga Kriket ke Sepakbola.Sabung Ayam Online

Meskipun Bangladesh tidak pernah memenuhi syarat untuk ikut serta ke Piala Dunia, dan juga masih memiliki sedikit peluang untuk dapat ikut di masa depan, namun negara ini selalu semarak menyambut turnamen empat tahun sekali ini.

Euforia Piala Dunia di Bangladesh - politik
Euforia Piala Dunia di Bangladesh saat Piala Dunia 2014

Dari Maradona ke Messi

Persaingan antara negara Amerika Selatan berujung dari Piala Dunia 1986, ketika Diego Maradona membantu Argentina memenangkan trofi.

“Pele adalah nama yang dikenal luas di sini. Namanya ada di buku pelajaran kami. Jadi ada basis dukungan untuk Brasil. Tetapi Argentina mencuri hati orang Bangladesh setelah prestasi solo Maradona pada tahun 1986. Saya pikir inilah saat persaingan di sini dimulai,” kata M.M. Kaiser, editor portal olahraga, mengatakan kepada AFP.

Maqsud Elahi, 13, mengatakan setelah membeli bendera Argentina: “Saya mendukung Argentina karena Messi. Dribblingnya luar biasa.”

Tanvir Haider, seorang dokter berusia 29 tahun, jatuh hati dengan Brasil setelah menonton Ronaldo di masa kecilnya.Agen Sabung Ayam

“Saya suka Brasil karena dia. Juga Brasil memiliki masa lalu gemilang. Permainan mereka luar biasa dan mereka memiliki superstar di setiap Piala Dunia,” kata Haider.

Tetapi seorang sosiolog berjuang untuk menjelaskan fenomena sepakbola Bangladesh, dengan menyebutnya sebagai “ketidak percayaan diri yang kompleks”.

“Banyak dari orang-orang ini tidak tahu di mana Brasil dan Argentina berada. Tidak ada hubungan darah atau bahasa, masih juga mereka memberikan dukungan,” jelas Nehal Karim, seorang profesor sosiologi Universitas Dhaka, mengatakan kepada AFP.

“Saya tidak mengerti,” katanya.

Mokaddem Hossain, wakil kepala Universitas Terbuka Bangladesh, mengatakan itu adalah globalisasi.

“Ini adalah bagian dari branding di seluruh dunia. Mengibarkan bendera dan kegembiraan hanyalah hasil dari semangat itu,” katanya.

Ashif Entaz Rabi, seorang penulis, membela kegilaan empat tahunan ini, ia mengatakan Piala Dunia adalah momen yang menggembirakan bagi jutaan orang.

“Jika seorang penggemar Argentina menemukan kebahagiaan dengan mengibarkan bendera Argentina di atas atapnya, apakah Anda dapat menghentikannya dari kegembiraan ini?” jelas Rabi dalam komentar akun Facebooknya.Sabung Ayam